Sejak kecil Hao menyadari kemampuannya untuk melakukan retrokognisi, sebuah kemampuan yang memungkinkannya untuk kembali ke masa lalu. Ini tidak hanya menjadi bagian dari warisan keluarga, tetapi juga menjadi obsesi yang memandu hidupnya.
Setelah kehilangan kakeknya dalam peristiwa yang tragis saat sedang melakukan retrokognisi, Hao memutuskan untuk menggunakan kemampuannya untuk menjelajahi tempat-tempat bersejarah dan menelusuri misteri masa lalu. Dengan bantuan teman masa kecilnya, Rida, Hao sering memberikan seminar tentang retrokognisi, mencoba untuk membagikan pengetahuannya kepada orang lain.
Namun, segalanya berubah ketika pasangan Sujatmiko mendekatinya dengan permohonan bantuan. Anak mereka, Sari, telah menghilang secara misterius, dan mereka berharap Hao dapat menggunakan kemampuannya untuk membantu menemukannya.
Meskipun awalnya ragu, Hao akhirnya setuju untuk membantu, tergerak oleh keputusasaan ibu Sujatmiko. Bersama dengan pasangan tersebut, Rida, dan wali kelas Sari, Hao memulai pencarian yang membawanya ke dalam dunia yang gelap dan misterius.
Namun, apa yang dia temui tidak hanya sekadar hilangnya Sari, tetapi juga kehadiran teror yang belum pernah dia hadapi sebelumnya. Sebuah makhluk gaib berbentuk pocong dengan kepala gundul mengancam tidak hanya Sari, tetapi juga nyawa Hao sendiri.
Dalam pertarungan melawan kegelapan dan teror, Hao harus menggunakan semua kemampuannya untuk menyelamatkan Sari dan menghadapi makhluk gaib yang memburunya. Dengan nyawa mereka terancam, perjalanan ini tidak hanya menjadi pencarian fisik, tetapi juga pertarungan spiritual yang mempertaruhkan segalanya.